PURWAKARTA, erajabar.my.id,- Ribuan warga berkumpul di Masjid Agung Kaum Purwakarta untuk menghadiri peringatan Haul ke-170 Syeikh Baing Yusuf. Acara ini juga dihadiri oleh Anne Ratna Mustika, Bupati Purwakarta periode 2018-2023, yang akrab dipanggil Ambu Anne.
Dalam sambutannya, Ambu Anne menekankan pentingnya peringatan ini sebagai momen untuk meneladani perjalanan hidup dan perjuangan para ulama terdahulu.
“Haul ini adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan mengingat jasa-jasa para pejuang agama kita,” ujar Ambu Anne. Sabtu, (24/08).
Syeikh Baing Yusuf, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran Islam di Purwakarta, diabadikan namanya sebagai nama jalan di pertigaan Jalan Terusan Ibrahim Singadilaga menuju Maracang. Penamaan ini dilakukan saat Ambu Anne menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
Syeikh Baing Yusuf menyebarkan ajaran Islam dengan menggunakan bahasa Sunda, yang terlihat dari kitab fikih dan tasawuf yang disusunnya. Meskipun ditulis dalam bahasa Arab, kitab-kitab tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda untuk memudahkan pemahaman masyarakat.
Dalam sejarahnya, Syeikh Baing Yusuf pernah menjadi murid Syeikh Campaka Putih atau Pangeran Diponegoro. Selain itu, ia juga menjadi guru bagi banyak murid, termasuk Syeikh Nawawi Al-Bantani, ulama terkenal asal Banten.
Jejak perjuangan Syeikh Baing Yusuf kini semakin dihormati oleh masyarakat. Banyak warga yang berkunjung ke Masjid Agung Baing Yusuf untuk menunaikan shalat dan berziarah ke makam beliau yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid.
Haul ke-170 ini berlangsung dari tanggal 24 hingga 26 Agustus, dengan tema “Maha Guru Utama Nusantara Abad ke-19”. Acara ini juga akan dimeriahkan dengan kegiatan manakiban yang dipimpin oleh Prof. Dr. Rusli Salim, M.Ag, dan Dr. KH. Ahmad Ginanjar Syahban, M.A.
Bagi masyarakat yang ingin lebih mengenal sejarah Islam di Purwakarta, Masjid Agung dan komplek pemakaman Syeikh Baing Yusuf merupakan tempat yang wajib dikunjungi.
Reporter : Red/01