PURWAKARTA, erajabar.my.id,- Hingga 22 Agustus 2024, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Bayu Asih (RSBA) Purwakarta mencapai 818 kasus. Dari jumlah tersebut, 10 orang di antaranya meninggal dunia. Perubahan cuaca yang tidak menentu disebut-sebut sebagai faktor utama peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab utama DBD.
“Memang terjadi naik turun, sejak Januari hingga Agustus yang menjalani perawatan mencapai 818, 10 orang di antaranya meninggal dunia,” ujar Direktur Utama RSBA Purwakarta, dr.Tri Muhammad Hani, Jumat (23/8).
Menurut Hani, pasien yang dirawat akibat DBD mayoritas terdiri dari anak-anak dan dewasa. Data mencatat, 216 anak laki-laki dan 183 anak perempuan menjalani perawatan, sedangkan total pasien dewasa mencapai 411 orang.
Sementara itu, di lingkungan RW 13 Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, tercatat 11 orang warga juga terserang DBD, dengan dominasi kasus terjadi pada anak-anak.
Ketua RW 13 Kelurahan Ciseureuh, Asep Supriadi, menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah utama pencegahan DBD. “Tentu pencegahan dengan menabur serbuk abate dan pengasapan itu juga baik, tetapi yang utama adalah dengan 3M Plus. Masyarakat harus terus diedukasi untuk itu,” kata Asep.
Upaya pengasapan (fooging) telah dilakukan di wilayah tersebut untuk menekan penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Namun, Asep menegaskan bahwa edukasi masyarakat mengenai langkah pencegahan seperti 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur, serta langkah tambahan lainnya) sangat penting untuk mencegah wabah DBD.
Sayangnya, meski penyebaran kasus DBD sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, pihak Dinas Kesehatan setempat belum melakukan tindakan apapun untuk mengatasi situasi ini.
Reporter : Die