PURWAKARTA, erajabar.my.id,- Kekeringan dan krisis air bersih kembali melanda Kampung Cilimus, Desa Mekarsari, Kabupaten Purwakarta, setiap kali musim kemarau tiba. Warga terpaksa harus berjuang keras untuk mendapatkan air bersih, bahkan harus mencarinya ke sumber air yang berada di bawah Gunung Cantayan, Kecamatan Tegalwaru, yang tidak jauh dari Waduk Cirata.
Warga Desa Mekarsari harus berupaya ekstra untuk mendapatkan air bersih selama masa kekeringan. Mereka rela mencari air hingga ke desa-desa tetangga yang jaraknya cukup jauh. Hal ini dilakukan hampir setiap hari demi memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Wawan, warga Kampung Cilimus, mengungkapkan bahwa dalam satu bulan terakhir ini, ia harus mencari air bersih di bawah Gunung Cantayan. Perjalanan yang ditempuhnya memakan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan pick-up yang disewanya.
“Setiap hari bolak-balik tiga sampai empat kali untuk mengambil air bersih di sini. Jarak dari rumah sekitar 30 menit menggunakan mobil pick-up hasil sewa,” kata Wawan saat ditemui di lokasi pengambilan air di Gunung Cantayan pada Kamis (22/8).
Dodi, warga Citeko Kecamatan Plered, juga merasakan kesulitan yang sama. Jarak antara desanya dengan lokasi pengambilan air sekitar 5 kilometer. Karena hanya memiliki sepeda motor, Dodi harus menghemat tenaga dengan mengambil air setiap dua hari sekali, membawa 5 hingga 10 jerigen.
“Kadang dua hari sekali. Ya, pokoknya air diirit-irit. Mandi juga irit-irit,” kata Dodi.
Warga Desa Mekarsari berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah mereka. Kekeringan yang berkepanjangan membuat mereka semakin terdesak dan berharap adanya solusi dari pihak berwenang.
Reporter : Red/01
